SPECTRATON COLLEGE - CILEDUG 15152

Tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia tanpa cela dan cacat. Karena itu arif dan bijaksanalah.

Nama:
Lokasi: Ciledug - 15152

Penulis adalah guru komputer, pemrogram komputer dan web-maker

Jumat, 10 Oktober 2008

SENGSARA MEMBAWA NIKMAT

Siapa yang akan mengira, bila niat baik untuk menjenguk sanak kadang yang ada dikampung ternyata telah banyak membawa korban manusia. Sampai-sampai baru kali ini MUI turut prihatin karena banyaknya korban akibat kecelakaan lalu lintas yang umumnya dialami oleh para pengendara sepeda motor roda dua. Paling tidak itulah sorotan umum terhadap centang perenang serta hiruk-pikuknya pemudik kali ini. Lantas apa dan bagaimana pendapat mereka yang berperan sebagai pemudik. Tentu ceritanya bisa berseberangan. Umumnya mereka mendalihkan bahwa maut itu adalah kehendak Yang Maha Kuasa. Dalam ungkapan candanya, mereka dengan tenang mengatakan "tidur di rumah pun kalau Tuhan menghendaki orang bisa mati". Pembenaran alasan ini yang mengalahkan segala saran agar mereka tidak melanjutkan mudik dengan naik sepeda motor roda dua. Mereka umumnya mencontohkan lebih banyaknya yang selamat daripada yang cilaka di jalan. Karena itu, ke depan pun usulan apapun agar mereka tidak menggunakan sepeda motor roda dua akan diabaikan keculai satu. Mereka memang tidak punya bekal untuk pulang mudik, atau kondisi fatal yang menyebabkan mereka terpaksa tidak pulang mudik - misalnya adanya force majeure (suatau keadaan yang timbul diluar kendali mereka) seperti sakit parah, jatuh miskin dan sebagainya. Boleh dikata hanya titik penghabisanlah yang menghentikan niat mereka mudik dengan sepeda motor roda ruda, dan itu berarti harus ada sesuatu yang menghambat total niat mereka, seperti yang kami singgung tadi yakni sakit keras, tidak punya uang, atau meninggal dunia.

Karena itu langkah tengah yang kemungkinan bisa menjadi pertimbangan adalah pemerintah sebaiknya sedini mungkin mempersiapkan dengan sungguh-sungguh marka-marka jalan, atau memperbaiki serta bila perlu membagi jalur-jalur kendaraan roda empat dan roda dua sebaik mungkin. Idealnya seperti halnya membuat jalur trans Jawa yang hanya boleh dilalui oleh kendaraan roda empat itu perlu segera diwujudkan, sehingga yang mengendarai kendaraan roda dua tetap aman dengan jalurnya masing-masing dan cara ini adalah pilihan yang sangat perlu dipertimbangkan. Jangan sampai kondisi kecelakaan kali ini ditafsirkan masing-masing hanya karena kita sudah kehilangan akal sehat untuk menarik benang merah penyebab yang sesungguhnya terjadinya kecelakaan itu. Ambil contoh saja, bisa jadi banyaknya kecelakaan sekarang ini karena adanya agenda tersembunyi kelompok massa tertentu untuk sengaja membuat teror, agar pemudik-pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua itu kapok atau takut malukannya lagi,dengan cara menjadikannya mereka itu mangsa di jalanan.

Prediksi atau sangkaan yang menyimpang jauh dari logika itu pun di dalam tatatan masyarakat kita terkadang masih berlaku apabila belum ada alternatif jawaban yang jelas sumber-sumber terjadinya kecelakaan tersebut. Cuaca alam, kali ini juga menyumbang dan sekaligus membawa pengaruh psikologis buruk bagi pengguna sepeda motor. Bayangkan saja. Terik matahari selama pulang mudik ini dilaporkan mencapai lebih dari 35 derajat,itu artinya bisa membawa dampak timbulnya sakit kepala bagi mereka yang sedang berkendaraan di jalan raya. Dan ketika kepala semakin pusing, diperburuk lagi oleh kondisi lurus jalan raya yang berkilau-kilau oleh cermin balik sinar matahari yang mengenai aspal. Dalam kondisi demikian tidak menutup kemungkinan pengendara bisa kehilangan keseimbangan. Anehnya suasanya buruk semacam itu terkalahkan oleh semangat untuk bisa pulang menemui sanak keluarganya. Dan dua faktor yang bertubrukan inilah yang menjadikan posisi pengendara menjadi sangat rawan. Di lain pihak, ada rumor yang mengatakan bahwa di sisi sopir-sopir bus, truck maupun mobil-mobil sewaan pada event lebaran semacam ini banyak yang berasal dari sopir musiman. Sehingga sering mereka masih kaku menguasai kendaraannya. Maka tak ayal jalanan menjadi uji coba yang nekad yang tidak memperhatikan keselamatan penumpang maupun orang lain yang ada di jalanan saat itu.Kalau kita kembali ke masalah hukum dan peraturan yang ujung-ujungnya manusia juga yang membuat, maka sudah sepantasnya, pasal-pasal peraturan dirubah dan disesuaikan sesuai dengan kebutuhan manusia yang dinamis saat ini. Anjuran kami agar hendaknya para anggota legislatif yang pekerjaanya menggodok peraturan-peraturan itu lebih bersifat pro-aktif, dan tidak berlama-lama untuk hanya sekedar menghabiskan anggaran. Misalnya saja. Haruskan gara-gara laporan lalu lintas tentang banyaknya kecelakaan yang di alami oleh pengendara sepeda motor roda dua berujung pada dilarangnya mereka mudik pakai sepeda motor?, ini dilematis. Ini fakta dan fenomena baru yang mesti diakui - dinamikanya. Karena itu pemerintah diharapkan mencari win-win solution sehingga tidak menyebabkan orang semakin nekad lantaran maunya terkebiri oleh peraturan. Karena itu keyword yang hendak kami garisbawahi adalah perlunya peraturan serta aturan yang benar-benar bisa diterima oleh semua pihak. Dan ini berarti bahwa seluruh komponen bangsa dituntut bukan hanya cerdas melainkan berwawasan luas, sehingga dapat mengantisipasi dinamika apa yang akan berkembang tahun berikutnya, mengingat, kondisi ekonomi-politik-sosial dan budaya yang banyak mengalami perubahan di negeri ini. Semoga saja titik temu serta benang merah pemecahannya akan terwujud dengan semakin tertibnya lalu lintas di masa yang akan datang.

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda